BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Air
merupakan kebutuhan pokok semua makhluk hidup. Tanpa air, manusia tidak akan
bertahan hidup lama. Air alam mengandung berbagai jenis zat, baik yang larut
maupun yang tidak larut serta mengandung mikroorganisme. Air bersifat tidak
berwarna, tidak berasa dan tidak berbau.
Air
merupakan unsur penting utama bagi hidup kita di planet bumi ini. Dalam bidang
kehidupan ekonomi modern kita, air juga merupakan hal utama untuk budidaya
pertanian, industri, pembangkit tenaga listrik, dan transportasi. Air sangat penting
di dalam mendukung kehidupan manusia, air juga mempunyai potensi yang sangat
besar jika air tersebut tercemar, dalam menularkan atau mentransmisikan
berbagai penyakit ( Anwar Daud, 2007). Air merupakan sumberdaya yang paling penting dalam kehidupan
manusia maupun makhluk hidup lainnya. Meningkatnya jumlah penduduk dan kegiatan
pembangunan telah mengakibatkan kebutuhan akan air meningkat tajam. Di lain
pihak, ketersediaan air dirasa semakin terbatas bahkan di beberapa tempat sudah
terjadi kekeringan. Hal itu semua terjadi sebagai akibat dari kualitas
lingkungan hidup yang menurun, seperti pencemaran, penggundulan hutan,
berubahnya tata guna lahan, dan lain-lain.
Sumber-sumber
air yang ada di bumi antara lain adalah air atmosfer, air permukaan, air laun
dan air tanah. Air merupakan suatu sarana utama dalam meningkatkan derajat
kesehatan. Jika kandungan bahan-bahan dalam air tersebut tidak mengganggu
kesehatan, air dianggap bersih dan layak untuk diminum, air dikatakan tercemar
jika terdapat gangguan terhadap kualitas air sehingga air tersebut tidak dapat
digunakan untuk tujuan penggunaannya. Pencemaran air dapat terjadi karena
masuknya makhluk hidup, zat, dan energi terdalam air oleh kegiatan manusia.
Keadaan itu dapat menurunkan kualitas air sampai ke tingkat tertentu dan
membuat air tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya (Mifbahuddin, 2010).
Air
merupakan pelarut penting, yang memiliki kemampuan yang dapat melarutkan
zat-zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan
dan banyak macam molekul organik. Bahan-bahan mineral yang dapat terkandung
dalam air adalah CaCO3, MgCO3, CaSO4, MgSO4,
NaCl, Na2SO4, SiO2 dan sebagainya. Dimana air
yang banyak mengandung ion-ion kalsium dan magnesium dikenal sebagai air sadah.
Air
sadah adalah air yang di dalamnya terlarut garam-garam kalsium dan magnesium,
air sadah tidak baik untuk mencuci karena ion-ion Ca2+ dan Mg2+
akan berikatan dengan sisa asam karbohidrat pada sabun dan membentuk endapan
sehingga sabun tidak berbuih. Senyawa-senyawa kalsium dan magnesium ini relatif
sukar larut dalam air, sehingga senyawa-senyawa ini cenderung untuk memisah
dari larutan dalam bentuk endapan atau precipitation yang kemudian melekat
pada logam (wadah) dan menjadi keras (Bintoro, 2008 dalam Ginoest, 2010).
Air sadah dapat menyebabkan terbentuknya kerak
pada dasar ketel yang selalu digunakan untuk memanaskan air. Sehingga untuk memanaskan air tersebut diperlukan pemanasan yang
lebih lama. Hal ini merupakan pemborosan energi. Timbulnya kerak pada pipa uap
dapat menyebabkan penyumbatan sehingga dikhawatirkan pipa tersebut akan
meledak, dan jika terjadi peledakan akan dapat menyebabkan polusi udara yang
bisa menurunkan kualitas lingkungan dan lingkungan tidak bisa berfungsi sebagai
mana mestinya. Untuk itu perlu dilakukan pengujian kesadahan. Manfaat penentuan
atau pengujian kesadahan adalah untuk mengetahui tingkat kesadahan air, dan
untuk dapat menentukan kesadahan digunakan metode Titrasi EDTA ( Ethylene
Diamene Tetra Asetat).
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, rumusan masalah yang diangkat adalah:
1.
Berapa
tingkat kesadahan total air sampel yang diteliti?
2.
Berapa
kadar Ca dalam air yang diteliti?
3.
Berapa
kadar Mg dalam air yang diteliti?
4.
Apakah
air sampel yang diteliti layak dikonsumsi?
C.
Tujuan
Tujuan
dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk
mengetahui tingkat kesadahan total air yang diteliti.
2.
Untuk
mengetahui kadar Ca dalam air yang diteliti.
3.
Untuk
mengetahui kadar Mg dalam air yang diteliti.
4.
Untuk
mengetahui kelayakan konsumsi air yang diteliti.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Kesadahan
Kesadahan
air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di
dalam air, umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam
bentuk garam karbonat. Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral
yang tinggi, sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah.
Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan ion logam lain maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat (Wikipedia,
2011).
Kesadahan merupakan petunjuk kemampuan air untuk membentuk busa
apabila dicampur dengan sabun. Pada air berkesadahan rendah, air akan dapat
membentuk busa apabila dicampur dengan sabun, sedangkan pada air berkesadahan
tinggi tidak akan terbentuk busa. Penyebab
air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca2+, Mg2+.
Atau dapat juga disebabkan karena adanya ion-ion lain dari polyvalent metal
(logam bervalensi banyak) seperti Al, Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk garam
sulfat, klorida dan bikarbonat dalam jumlah kecil (O-fish, 2003).
Air
yang banyak mengandung mineral kalsium dan magnesium dikenal sebagai “air
sadah”, atau air yang sukar untuk dipakai mencuci. Senyawa kalsium dan
magnesium bereaksi dengan sabun membentuk endapan dan mencegah terjadinya busa
dalam air. Oleh karena senyawa-senyawa kalsium dan magnesium relatif sukar
larut dalam air, maka senyawa-senyawa itu cenderung untuk memisah dari larutan
dalam bentuk endapan atau presipitat yang akhirnya menjadi kerak.
Air
sadah tidak begitu berbahaya untuk diminum, namun dapat menyebabkan beberapa
masalah. Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral, yang menyumbat saluran pipa dan keran. Air sadah
juga menyebabkan pemborosan sabun di rumah tangga, dan air sadah yang bercampur
sabun dapat membentuk gumpalan scum yang sukar dihilangkan.
Dalam industri, kesadahan air
yang digunakan diawasi dengan ketat untuk mencegah kerugian. Untuk
menghilangkan kesadahan biasanya digunakan berbagai zat kimia (Wikipedia, 2011).
Karena penyebab dominan/utama kesadahan adalah Ca2+ dan Mg2+,
khususnya Ca2+, maka arti dari kesadahan dibatasi sebagai
sifat/karakteristik air yang menggambarkan konsentrasi jumlah dari ion Ca2+
dan Mg2+, yang dinyatakan sebagai CaCO3 (Giwangkara,
2006 dalam Ihsan, 2011)
B. Jenis Kesadahan
Terdapat dua jenis kesadahan, yakni sebagai
berikut:
1.
Kesadahan sementara
Kesadahan sementara merupakan kesadahan yang mengandung ion bikarbonat (HCO3-),
atau boleh jadi air tersebut mengandung senyawa kalsium bikarbonat (Ca(HCO3)2)
dan atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2) Air yang
mengandung ion atau senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah sementara karena
kesadahannya dapat dihilangkan dengan pemanasan air, sehingga air tersebut
terbebas dari ion Ca2+ dan atau Mg2+. Dengan jalan
pemanasan senyawa-senyawa tersebut akan mengendap pada dasar ketel (Wikipedia,
2011).
Reaksinya:
Ca(HCO3)2 → dipanaskan → CO2 (gas) + H2O (cair) + CaCO3 (endapan)
Ca(HCO3)2 → dipanaskan → CO2 (gas) + H2O (cair) + CaCO3 (endapan)
Mg(HCO3)2 →
dipanaskan → CO2 (gas)
+ H2O (cair) + MgCO3
(endapan)
2.
Kesadahan Tetap
Kesadahan
tetap adalah kesadahan yang mengadung anion selain ion bikarbonat, misalnya
dapat berupa ion Cl-, NO3- dan SO42-.
Berarti senyawa yang terlarut boleh jadi berupa kalsium klorida (CaCl2),
kalsium nitrat (Ca(NO3)2), kalsium sulfat (CaSO4),
magnesium klorida (MgCl2), magnesium nitrat (Mg(NO3)2),
dan magnesium sulfat (MgSO4). Air yang mengandung senyawa-senyawa
tersebut disebut air sadah tetap, karena kesadahannya tidak bisa dihilangkan
hanya dengan cara pemanasan. Untuk membebaskan air tersebut dari kesadahan,
harus dilakukan dengan cara kimia, yaitu dengan mereaksikan air tersebut dengan
zat-zat kimia tertentu.
Kesadahan
tetap dapat dikurangi dengan penambahan larutan soda- kapur (terdiri dari
larutan natrium karbonat dan magnesium hidroksida) sehingga terbentuk endapan
kaslium karbonat (padatan/endapan) dan magnesium hidroksida (padatan/endapan)
dalam air.
Reaksinya:
CaCl2
+ Na2CO3 → CaCO3
(padatan/endapan) + 2NaCl (larut)
CaSO4
+ Na2CO3 → CaCO3
(padatan/endapan) + Na2SO4 (larut)
MgCl2
+ Ca(OH)2 → Mg(OH)2
(padatan/endapan) + CaCl2 (larut)
MgSO4
+ Ca(OH)2 → Mg(OH)2
(padatan/endapan) + CaSO4 (larut)
Ketika
kesadahan kadarnya adalah lebih besar dibandingkan penjumlahan dari kadar
alkali karbonat dan bikarbonat, yang kadar kesadahannya eqivalen dengan total
kadar alkali disebut kesadahan
karbonat; apabila kadar kesadahan lebih dari ini disebut kesadahan
non-karbonat. Ketika kesadahan kadarnya sama atau kurang dari penjumlahan
dari kadar alkali karbonat dan bikarbonat, semua kesadahan adalah kesadahan
karbonat dan kesadahan nonkarbonat tidak ada. Kesadahan mungkin terbentang dari
nol ke ratusan miligram per liter, bergantung kepada sumber dan perlakuan
dimana air telah subjeknya (Wikipedia, 2011).
C.
Metode Penentuan Kesadahan
Metode
yang dapat dilakukan untuk penentuan kesadahan adalah metode Titrasi EDTA (
Ethylene Diamene Tetra Asetat). EDTA berupa senyawa kompleks khelat dengan
rumus molekul (HO2CCH2)2NCH2CH2N(CH2CO2H)2.
Merupakan suatu senyawa asam amino yang secara luas dipergunakan untuk mengikat
ion logam logam bervalensi dua dan tiga. EDTA mengikat logam melalui empat
karboksilat dan dua gugus amina. EDTA membentuk kompleks kuat terutama dengan
Mn (II), Cu (II), Fe (III), dan Co (III) (Anonim, 2008 dalam Ginoest, 2010).
EDTA
merupakan senyawa yang mudah larut dalam air, serta dapat diperoleh dalam
keadaan murni. Tetapi dalam penggunaannya, karena adanya sejumlah tidak
tertentu dalam air, sebaiknya distandardisasi terlebih dahulu.
HOOC CH2 CH2COOH
N CH2 CH2 N
HOOC CH2 CH2COOH
Gambar 2.1 Struktur
EDTA
Terlihat
dari strukturnya bahwa molekul tersebut mengandung baik donor elektron dari
atom oksigen maupun donor dari atom nitrogen sehingga dapat menghasilkan khelat
bercincin sampai dengan enam secara serempak (Khopkar, 1990 dalam Ginoest, 2010).
Kesadahan
total yaitu ion Ca2+ dan Mg2+ dapat ditentukan melalui
titrasi dengan EDTA sebagai titran dan menggunakan indikator yang peka terhadap
semua kation tersebut. Titrasi kompleks meliputi
reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang
terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan yang mendasari terbentuknya kompleks
adalah tingkat kelarutan yang tinggi.
EDTA biasa dikenal sebagai
asam etilen diamina tetraasetat, mengandung atom oksigen dan nitrogen yang
efektif dalam membentuk kompleks yang stabil dengan logam lain yang berbeda.
EDTA adalah ligan yang dapat berkoordinasi dengan satu ion logam melalui dua
nitrogen dan satu oksigennya. EDTA juga dapat berlaku sebagai ligan kudentat
dan konsidentat yang membebaskan satu atau dua gugus oksigen dari reaksi yang
kuat dengan logam lain (Brady, 1994 dalam Ihsan, 2011).
EDTA membentuk satu kompleks kelat yang dapat
larut ketika ditambahkan ke suatu larutan yang mengandung kation logam
tertentu. Jika sejumlah kecil Eriochrome Black Tea atau Calmagite ditambahkan
ke suatu larutan mengandung kalsium dan ion-ion magnesium pada satu pH dari
10,0 ± 0,1, larutan menjadi berwarna merah muda. Jika EDTA ditambahkan sebagai
satu titran, kalsium dan magnesium akan menjadi suatu kompleks, dan ketika
semua magnesium dan kalsium telah manjadi kompleks, larutan akan berubah dari
berwarna merah muda menjadi berwarna biru yang menandakan titik akhir dari
titrasi. Ion magnesium harus muncul untuk
menghasilkan suatu titik akhir dari titrasi. Untuk mememastikankan ini,
kompleks garam magnesium netral dari EDTA ditambahkan ke larutan buffer.
Penentuan
Ca dan Mg dalam air sudah dilakukan dengan titrasi EDTA. pH untuk titrasi
adalah 10 dengan indikator Eriochrom Black T (EBT). Pada pH lebih tinggi, 12,
Mg(OH)2 akan mengendap, sehingga EDTA dapat dikonsumsi hanya oleh Ca2+
dengan indikator murexide. Adanya gangguan Cu bebas dari pipa-pipa saluran air
dapat di masking dengan H2S. EBT yang dihaluskan bersama NaCl padat
kadangkala juga digunakan sebagai indikator untuk penentuan Ca ataupun
hidroksinaftol. Seharusnya Ca tidak ikut terkopresitasi dengan Mg, oleh karena
itu EDTA direkomendasikan (Ginoest, 2010).
D.
Standar Jenis Kesadahan
Kandungan
kapur yang terdapat dalam air, agar tidak kurang dan tidak juga berlebih maka
perlu diterapkan standar suatu air dikatakan sadah atau berlebih kesadahannya.
Standar kualitas menetapkan kesadahan total adalah 5-10 derajat Jerman. Apabila
kurang dari 5 derajat Jerman maka air akan terasa lunak dan sebaliknya. Jika
dalam air mengandung lebih dari 10 derajat Jerman maka akan merugikan bagi
manusia.
Di
kalangan masyarakat yang awam, sangat sulit untuk membedakan mana air yang
tingkat kesadahannya tinggi. Mereka hanya bisa memperkirakan saja berdasarkan
apa yang ditimbulkan dari air, misalnya mereka mengamati kerak yang ditimbulkan
air pada dasar panci memberikan sedikit pemahaman pada masyarakat bahwa air
yang dikonsumsinya itu tingkat kesadahannya tinggi, dan sebaliknya jika tidak
terlihat kerak yang ditimbulkan artinya bahwa air yang dikonsumsinya tingkat
kesadahannya masih tergolong rendah (Sanropie dkk, 1984 dalam Resthy, 2011)..
Standar kesadahan air meliputi (Bakti Husada, 1995 dalam
Resthy 2011):
1. Standar kesadahan menurut WHO, 1984,
mengemukakan bahwa :
a. Sangat lunak sama sekali tidak
mengandung CaCO3;
b. Lunak mengandung 0-60 ppm CaCO3;
c. Agak sudah mengandung 60-120 ppm
CaCO3;
d. Sadah mengandung 120-180 ppm CaCO3;
e. Sangat sadah 180 ppm ke atas.
2. Standar
kesadahan menurut E. Merck, 1974, bahwa :
a. Sangat lunak antara 0-4 OD atau 0-71
ppm CaCO3;
b. Lunak antara 4-8 OD atau 71-142 ppm
CaCO3;
c. Agak sadah antara 8-18 OD atau
142-320 ppm CaCO3;
d. Sadah 18-30 OD atau 320-534 ppm CaCO3;
e. Sangat sudah 30 OD keatas atau
sekitar 534 ppm ke atas.
3.
Standar kesadahan menurut EPA, 1974, bahwa :
a. Sangat lunak sama sekali tidak
mengandung CaCO3;
b. Lunak, antara 0-75 ppm CaCO3;
c. Agak sadah, antara 75-150 ppm CaCO3;
d. Sadah, 150-300 ppm CaCO3;
e. Sangat sadah 300 ppm ke atas CaCO3.
4. Kesadahan merupakan
salah satu sifat kimia yang dimiliki air. Kesadahan air disebabkan adanya ion –
ion Ca2+ dan Mg2+. Berdasarkan Standar kesadahan menurut PERMENKES RI, 2010
batas maksimum kesadahan air minum yang dianjurkan yaitu 500 mg/L CaCO3.
Bila melewati batas maksimum maka harus diturunkan (pelunakan).
Dari data tersebut dapat dilihat jelas bahwa air yang
dikatakan sadah adalah air yang mengandung garam mineral khususnya CaCO3 sekitar
120-180 ppm menurut WHO, sedangkan menurut Merck air dikatakan sadah jika
mengandung 320-534 ppm atau sekitar 18-30 OD, menurut EPA air yag dikatakan
sadah jika mengandung CaCO3 sekitar 150-300 ppm, dan menurut PERMENKES RI, 2010
batas maksimum kesadahan air minum yang dianjurkan yaitu 500 mg/L CaCO3. Bila melewati
batas maksimum maka harus diturunkan (pelunakan) (Bakti Husada, 1995
dalam Resthy, 2011).
E.
Dampak dari Kesadahan Air yang
Kurang dan yang Berlebih
Air
jika tidak mengandung kapur atau tidak sadah akan terasa lunak atau hambar
karena tidak mengandung garam-garam mineral sehingga akan mengurangi selera
dalam mengkonsumsinya. Akan tetapi, jika di dalam air kandungan kapurnya sangat
tinggi atau dengan kata lain terlalu banyak mengandung garam-garam mineral
justru akan memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan. Oleh karena itu,
dirasa perlu untuk mengetahui dampak apa saja yang dapat ditimbulkan jika
kandungan kapur dalam air berlebih atau kesadahannya tinggi (Sanropie dkk, 1984
dalam Resthy, 2011).
Air
lunak atau air yang tidak mengadung kapur mempunyai kecenderungan menyebabkan
korosi pada pipa. Sedangkan jika air memiliki kandungan kapur yang banyak atau
tingkat kesadahannya tinggi, maka mengakibatkan terbentuknya kerak-kerak pada
dinding pipa yang menyebabkan penyempitan pipa, sehingga memperkecil debit
aliran air. Dalam rumah tangga hal tersebut menyebabkan terbentuknya kerak pada
dinding peralatan memasak sehingga menyebabkan pemakaian bahan bakar yang lebih
banyak dan menyebabkan pemakaian sabun yang semakin tinggi (Bakti Husada, 1995
dalam Resthy, 2011).
Apabila kandungan CaCO3 atan MgCO3
dalam air itu melewati batas 10 derajat Jerman maka akan menyebabkan, antara
lain (Sanropie dkk, 1984 dalam Resthy, 2011):
a. Menyababkan lapisan kerak pada alat dapur yang terbuat dari
logam;
b.
Kemungkinan terjadinya ledakan pada boiler;
c.
Pipa air menjadi terumbat;
d.
Sayur-sayuran menjadi keras apabila
dicuci dengan air bersih.
Air
sadah tidak terlalu berbahaya untuk diminum, akan tetapi dapat menyebabkan
beberapa masalah jika dikonsumsi dalam jangka panjang, hal tersebut dapat
menimbulkan osteoporosis atau pengapuran pada tulang manusia. Air sadah dapat
menyebabkan pengendapan mineral, yang menyumbat pipa dan keran. Air sadah juga
menyebabkan pemborosan sabun di rumah tangga, selain itu air sadah dapat
membentuk gumpalan scum yang sukar dihilangkan. Dalam industri,
kesadahan air yang digunakan diawasi ketat untuk mencegah kerugian. Untuk
menghilangkan kesadahan biasanya digunakan beberapa zat kimia ataupun dengan
menggunakan resin pertukaran ion (Kris, 2006 dalam Resthy, 2011).
Air
sadah membawa dampak negatif, yaitu (Anoymous, 2009 dalam Resthy, 2011):
1. Menyebabkan sabun tidak berbusa
karena adanya hubungan kimiawi antara kesadahan dengan molekul sabun sehingga
sifat detergen sabun hilang dan pemakaian sabun menjadi lebih boros;
2. Menimbulkan kerak pada ketel yang
dapat menyumbat katup-katup ketel karena terbentuknya endapan kalsium karbonat
pada dinding atau katup ketel. Akibatnya hantaran panas pada ketel air
berkurang sehingga memboroskan bahan bakar.
BAB III
METODE PERCOBAAN
A.
Alat dan Bahan
1.
Alat
:
a.
Batang
Pengaduk
b.
Botol
Semprot
c.
Bulp
d.
Buret
e.
Erlenmeyer
250 mL
f.
Gelas
Kimia 250 mL
g.
Gelas
Kimia 300 mL
h.
Gelas
Ukur 50 mL
i.
Pipet
Tetes
j.
Pipet
Volume
k.
Statif
l.
Sendok
tanduk
2.
Bahan:
a. Air sumur (sampel)
b. Aquades
c. Buffer pH 10
d. Eriochrom Black Tea
(EBT)
e. Larutan Etylene
Diamine Tetra Asestat (EDTA) 0,01 M
f. Murexide
g. Larutan NaOH 1 N
B.
Prosedur Kerja
1. Penentuan Kesadahan
Total
Memipet
25 mL sampel kemudian memasukkan ke dalam Erlenmeyer lalu menambahkan 2 mL
larutan Buffer pH 10 kemudian menambahkan sedikit indikator EBT hingga berwarna
merah muda dan menitrasi dengan larutan EDTA hingga berubah warna dari
merah muda menjadi biru.
2. Penentuan Kadar
Kalsium (Ca)
Memipet
25 mL sampel air kemudian memasukkan ke dalam Erlenmeyer lalu menambahkan
larutan 3 mL Natrium Hidroksida (NaOH) 1 N, kemudian menambahkan sedikit indikator murexide
hingga berwarna merah
muda dan menitrasi dengan larutan EDTA hingga berubah warna dari merah muda menjadi ungu.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
1.
Penentuan
Kesadahan Total
Zat yang Bereaksi
|
Hasil
|
Keterangan
|
25 mL sampel air ditambahkan buffer pH 10
|
Larutan bening
|
|
Ditambahkan indikator Eriochrome Black Tea (EBT)
|
Larutan berwarna merah muda
|
|
Dititrasi dengan larutan EDTA 0,01 M
|
Larutan berwarna biru
|
|
Volume EDTA : 5,5 mL
2.
Penentuan
Kesadahan Ca
Zat yang Bereaksi
|
Hasil
|
Keterangan
|
25 mL sampel air ditambahkan buffer pH 12
|
Larutan bening
|
|
Ditambahkan indikator Murexide
|
Larutan berwarna merah muda
|
|
Dititrasi dengan larutan EDTA 0,01 M
|
Larutan berwarna ungu
|
|
Volume = 3,3 mL
B.
Perhitungan
1.
Kesadahan
Total :
Dik:
Vol EDTA = 5,5 mL
[EDTA] = 0,01 M
Mr CaCO3 = 100 gr/mol
Dit: Kesadahan Total …….?
Peny:
[EDTA] = 0,01 M
Mr CaCO3 = 100 gr/mol
Dit: Kesadahan Total …….?
Peny:
Kesadahan
Total : Kadar CaCO3 = A × [EDTA] × Mr CaCO3 × 1000
mL
sampel
Mr CaCO3
= 1. Ar Ca + 1. Ar C + 3. Ar O
= 40 + 12 + 3.
16
= 40 + 12 + 48
= 100 gr/mol
Kadar
CaCO3 = A × [EDTA] × Mr
CaCO3 × 1000
mL
sampel
= 5,5 mL× 0,01 mol/L × 100 gr/mol × 1000mg/gr
25
mL
=
220 mg/L
=
220 ppm
2.
Kadar
Ca
Dik:
Vol EDTA = 3,3 mL
[EDTA] = 0,01 M
Ar Ca = 40
Dit: [Ca] …….?
Penye:
[EDTA] = 0,01 M
Ar Ca = 40
Dit: [Ca] …….?
Penye:
Kadar
Ca = B × [EDTA] × Ar Ca × 1000
mL
sampel
Kadar Ca = 3,3 mL × 0,01 mol/L × 40 gr/mol ×
1000mg/gr
25
mL
= 52,8 mg/L
= 52,8 ppm
3.
Kadar
Mg
Dik:
Vol
EDTA A = 5,5 mL
Vol
EDTA B= 3,3 mL
[EDTA] = 0,01 M
Ar Mg = 24
Dit: [Mg] …….?
Penye:
[EDTA] = 0,01 M
Ar Mg = 24
Dit: [Mg] …….?
Penye:
Kadar Mg = ( Volume A –
Volume B)
Kadar
Mg = C × [EDTA] × Ar Mg × 1000
mL
sampel
= (5,5 – 3,3) mL x 0,01
mol/L x 24 gr/mol x 1000 mg/gr
25
mL
= 2,2 mL x 0,01mol/L x 24
gr/mol x 1000 mg/g
25
mL
= 21,12
mg/L
= 21,12
ppm
C.
Pembahasan
Pada
praktikum kesadahan ini, sampel diambil dari sumur di daerah sekitar Minasaupa.
Praktikan melakukan beberapa percobaan yakni
untuk menentukan kesadahan total, kesadahan kalsium dan kesadahan magnesium
terhadap sampel air sumur.
Langkah
pertama yang dilakukan yaitu penentuan kesadahan total. Sampel yang digunakan
sama dengan sampel pada penentuan kalsium (Ca). Sampel ditambahkan dengan
larutan buffer pH 10 karena indikator yang akan digunakan yaitu indikator EBT,
Setelah penambahan indikator Eriochrom Black Tea (EBT) diperoleh larutan
berwarna merah muda, selanjutnya dititrasi dengan EDTA. Jika EDTA
dijadikan sebagai titran, maka larutan akan berubah dari warna merah muda
menjadi warna biru. Pada titik akhir titrasi diperoleh volume titran sebesar
5,5 mL, dan kadar CaCO3 sebanyak 220 mg/L. Berdasarkan standar
kesadahan menurut PERMENKES RI, 2010 batas maksimum kesadahan air minum yang
dianjurkan yaitu 500 mg/L CaCO3 (Bakti Husada, 1995 dalam Resthy, 2011), dapat dikatakan bahwa air sumur yang diteliti layak konsumsi
karena tidak melebihi nilai ambang batas yang dianjurkan.
Langkah
kedua adalah penentuan kalsium (Ca), pertama-tama sampel dimasukkan ke dalam
erlenmeyer kemudian ditambahkan dengan NaOH sebanyak 3 mL. Fungsi
penambahan NaOH disini yaitu untuk meningkatkan pH sampel. Selanjutnya
ditambahkan dengan mureksid. Mureksid berfungsi sebagai indikator, setelah
penambahan indikator mureksid dihasilkan larutan warna merah muda. Menurut
teori pada pH lebih tinggi 12, Mg akan mengendap sehingga EDTA hanya dapat diikat
oleh Ca2+ dengan indikator mureksid. Larutan kemudian dititrasi
dengan EDTA sampai warna larutan berubah menjadi ungu. Volume titran yang
digunakan yaitu sebesar 3,3 mL dengan
kadar kalsium (Ca) sebesar 52,8 mg/L, artinya dalam 1 liter air mengandung 52,8
mg kalsium (Ca).
Sedangkan untuk penentuan Magnesium (Mg)
pada praktikum kali ini dilakukan dengan cara mengurangi volume titran
kesadahan total dengan kadar Ca dan diperoleh hasil kadar magnesium (Mg)
sebesar 21,12 mg/L, yang artinya dalam 1 liter air mengandung 21,12 mg
magnesium (Mg).
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:
1.
Nilai kesadahan total sampel air adalah 220 mg/L
CaCO3.
2.
Nilai kesadahan kalsium sampel air adalah 52,8mg/L.
3.
Nilai kesadahan magnesium sampel air adalah 21,12 mg/L.
4.
Berdasarkan standar kesadahan menurut
PERMENKES RI, 2010 batas maksimum kesadahan air minum yang dianjurkan yaitu 500
mg/L CaCO3 (Bakti
Husada, 1995 dalam Resthy, 2011). Jadi
dapat disimpulkan bahwa air tersebut layak untuk dikonsumsi.
.
B.
Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh praktikan adalah:
1.
Berhati-hati
dalam menggunakan alat.
2.
Jangan
tergesa-gesa saat melakukan percobaan.
3.
Sebaiknya
menguasai prosedur kerja percobaan dan mengetahui materi tentang percobaan yang
akan dilakukan.
4.
Sebaiknya
jangan terlambat pada saat akan melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Daud,
Anwar. 2007. Aspek Kesehatan Penyediaan
Air Bersih. CV.Healthy & Sanitation : Makassar
Ginoest. 2010. Penentuan Kadar Kesadahan Air dengan Metode
Titrasi EDT. Online: http://ginoest.wordpress.com/2010/03/23/17/.
Diakses pada tanggal 20 Oktober 2011
Ihsan. 2011. Analisa Kimia Sampel Air Sungai : Penentuan Kesadahan
Total dan Sementara dalam Air . Online : http://chemistryismyworld.blogspot.com/2011/05/analisa-kimia-sampel-air-sungai.html.
Diakses pada tanggal 20 Oktober 2011
Mifbahuddin, 2010. Pengaruh Ketebalan Karbon Aktif Sebagai Media
Filter Terhadap Penurunan Kesadahan Air Sumur Artetis. Online : http://www.google.co.id/
Pengaruh Ketebalan Karbon Aktif Sebagai Media Filter Terhadap Penurunan
Kesadahan Air Sumur Artetis.html. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2011
O-fish. 2003. Parameter Air. Online : http://www.o-fish.com/parameter_air.htm. Diakses
pada tanggal 22 Oktober 2011
Resthy, 2011. Laporan Akhir Kesadahan.
Online : http://perutbuncitmeletus.blogspot.com/2011/10/laporan-akhir-kesadahan.html. Diakses pada tanggal 22 Oktober 2011
Wikipedia. 2011. Kesadahan Air. Online : http://id.wikipedia.org/wiki/Kesadahan_air. Diakses
pada tanggal 20 Oktober 2011
terimakasih atas penguplotannya, semuga ilmunya tambah bermanfaat
BalasHapusThanks.. for infonya sob...
BalasHapusThanks.. for infonya sob...
BalasHapusThanks.. for infonya sob...
BalasHapusTx, terbantu sekali.. 😊
BalasHapusTitanium Prices Per ounce - Tioga Art & Design
BalasHapusShop Tietin's latest ford escape titanium 2021 collections, designed to meet your expectations, and titanium fishing pliers build your favorite products. Select titanium wood stove from our wide range of titanium solvent trap Tietin's ford titanium